Tampilkan postingan dengan label CPFR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CPFR. Tampilkan semua postingan

4 Aktivitas Prinsip Utama CPFR

Empat aktivitas utama CPFR, yakni:

1. Strategi dan Perencanaan: Mengatur aturan dasar untuk hubungan kolaboratif dan menentukan bauran produk.

2. Permintaan dan Supply Management: Peramalan permintaan konsumen dan ketertiban dan persyaratan pengiriman atas horizon perencanaan.

3. Eksekusi: Melakukan kegiatan, seperti menempatkan pesanan, pengiriman dan pengiriman, penerimaan, stok, pelacakan transaksi penjualan, dan melakukan pembayaran.

4. Analisis: Pemantauan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan, hasil penilaian dan metrik kinerja utama, berbagi wawasan dengan mitra, dan menyesuaikan rencana sesuai kebutuhan.


Semoga bermanfaat.

SALAM SUKSES



Langkah Aktivitas Dalam Menerapkan CPFR

CPFR memiliki alur konsep / langkah dalam menerapkannya. Walaupun semuanya bersifat "perencanaan" tapi ini akan menjadi penentu nilai jalan bisnis sebuah perusahaan kedepannya agar tercipta "Culture" yang berkelanjutan dan bisa di gunakan seterusnya.

Lalu apa saja langkah-langkah dalam menerapkan CPFR? Berikut ulasannya :

  1. Menembangkan persetujuan didepant: pihak yang terlibat mengadakan aturan dan panduan untuk hubungan kolaborasi tersebut.
  2. Membuat rencana bisnis bersama: pihak yang terlibat membuat rencana bisnis yang memperhitungkan strategiperusahaan dan peran kategori, tujuan dan taktik yang terdefinisi.
  3. Membuat ramalan penjualan: data kasir, informasi event yang terjadwal, digunakan salah satu pihak untuk membuat ramalan permulaan, ramalan ini lalu dikomunikasikan kepihak lain dan digunakan sebagai dasar untuk pembuatan ramalan penjualan.
  4. Identifikasi penyimpangan dari ramalan penjualan: barang-barang yang berada diluar ramalan penjualan didalam persetujuan diawal perlu diidentifikasi.
  5. Selesaikan jumlah penyimpangan penjualan: Pihak-pihak bernegosiasi dan memproduksi ramalan yang telah disesuaikan.
  6. Membuat ramalan pesanan: data kasir, Strategi inventaris digabungkan untuk menghasilkan ramalan pemesanan yang lebih spesifik yang mendukung ramalan penjualan bersama dan rencana bisnis bersama.
  7. Identifikasi penyimpangan dari ramalan pemesanan: barang-barang yang berada diluar ramalan pemesanan didalam persetujuan diawal perlu diidentifikasi.
  8. Selesaikan jumlah penyimpangan pemesanan: Pihak-pihak bernegosiasi dan memproduksi ramalan yang telah disesuaikan.
  9. Pembuatan pesanan: ramalan penjualan diterjemahkan kedalam pesanan perusahaan oleh salah satu pihak yang terlibat.

Semoga bermnfaat

SALAM SUKSES

Referensi :

http://datacomlink.blogspot.co.id/2014/07/cpfr.html

Definisi, Sejarah Singkat CPFR (Collaborative Planning, Forecasting and Replenishment)

CPFR (Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment) adalah serangkaian proses bisnis berbasis data dirancang untuk meningkatkan peramalan, dan kemampuan untuk memprediksi dan berkoordinasi dengan mitra rantai suplai.

CPFR lahir pada akhir 1980-an, P & G yakin Wal-Mart untuk mengimplementasikan software pengisian terus-menerus. P & G terus menerus diisi ulang Pampers popok bayi di toko-toko Wal-Mart. 

CPFR dikembangkan di tahun 1997 oleh organisasi yang menaruh minta pada bidang logistic. Penerapan CPFR oleh dua perusahaan menghasilkan penghematan dalam tingkat inventory dan berkurangannya out of stock di tingkat Point of Sales (POS).

Wal-Mart juga merupakan pelopor dalam peramalan bersama. Projek CPFR (Collaborative Forecasting, Planning & Replenishment) pertama yang diluncurkan di pertengan 1990an oleh Wal-Mart dan Warner-Lambert dan didukung oleh SAP, Manugistics, dan Benchmarking Partners. Projek tersebut awalnya disebut Collaborative Forecasting and Replenishment (CFAR). Selama masa uji coba CFAR, Wal-Mart dan Warner-Lambert secara mandiri mengestimasi permintaan dengan jangka waktu 6 bulan dan membandingkan peramalannya serta merekonsiliasi perbedaan yang ada ditiap minggunya. Sebagai tambahan, 

Wal-Mart mulai menempatkan pesannnya untuk untuk grup produk uji coba, yaitu produk pembersih mulut Listerine, 6 minggu sebelumnya dalam rangka untuk menyamakan waktu tenggat (Lead Time) manufaktur selama 6 minggu. Hal ini memungkinkan Warner-Lambert untuk menghasilkan Listerine berdasar permintaan pelanggan dan rencana produksi yang lebih lancar. Disisi lain Wal-Mart melihat peningkatan posisi stok dari 85% hingga 98% dan meningkatkan penjualan secara signifikan. (Seifert, 2002).

Contoh CPFR diterapkan oleh peritel raksasa Wal-Mart dengan 100 suppliernya di tahun 2005 dengan mengunakan teknologi RFID (Radio Frrquency Identification). Hal ini diyakin oleh Wal-Mart bahwa suppliernya membutuhkan informasi tentang demand di tingkat peritel, harga, jumlah persedian di toko-toko Wal-Mart dalam kondisi seakurat mungkin dan dalam posisi real time. Wal-Martpun membutuhkan informasi kepasitas pemasok, cadangan stock pemasok, serta status pesanan.





Semoga bermanfaat

SALAM SUKSES