Biografi Jusuf Kalla
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla atau sering ditulis Jusuf Kalla saja
atau JK adalah Wakil Presiden Indonesia yang menjabat sejak 20 Oktober 2014.
Wikipedia
Lahir: 15 Mei 1942 (74 tahun), Watampone
Jabatan dalam kabinet yang pernah dipegang: Menteri Perindustrian
dan Perdagangan, lainnya
Kementerian yang pernah dikelola: Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia, lainnya
Menjabat dalam kabinet: Kabinet Gotong Royong, Kabinet Persatuan
Nasional
Era kabinet: Reformasi
Anak: Solihin Kalla, Chairani Kalla, Imelda Kalla, Muchlisa Kalla,
Muswira Kalla
Jusuf Kalla mulai dikenal di dunia politik saat menjabat sebagai
ketua umum Golkar ke-8 pada tahun 2004 dam kemudian diangkat sebagai menteri
pada pemerintahan presiden Abdurahman Wahid.
Kehidupan Awal
Jusuf Kalla lahir di
Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942 sebagai
anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha
keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group.Bisnis keluarga Kalla tersebut
meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Di Makassar,
Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.
Pengalaman organisasi
kepemudaan dan kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalah Pelajar Islam
Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan 1960 - 1964, Ketua HMI Cabang Makassar
tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS)
1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun
1967-1969. Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua
Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia
pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya
Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September
2006.
Jusuf Kalla menikah dengan
Hj. Mufidah Miad Saad, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, serta
sepuluh orang cucu. Nama anak-anak beliau adalah Muchlisa Jusuf, Muswirah Jusuf, Imelda Jusuf, Solichin Jusuf
dan Chaerani Jusuf
Pada tanggal 10 September
2011, Jusuf Kalla mendapat penganugerahan doktor Honoris Causa dari Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Karier Pengusaha
Usaha yang digelutinya, di
samping usaha lama, ekspor hasil bumi, dikembangkan usaha yang penuh idealisme,
yakni pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan, jembatan, dan
irigasi guna mendorong produktivitas masyarakat pertanian. Anak perusahaan NV.
Hadji Kalla antara lain; PT Bumi Karsa (bidang konstruksi) dikenal sebagai
kontraktor pembangunan jalan raya trans Sulawesi, irigasi di Sulsel, dan
Sultra, jembatan-jembatan, dan lain-lain. PT Bukaka Teknik Utama didirikan
untuk rekayasa industri dan dikenal sebagai pelopor pabrik Aspal Mixing Plant
(AMP) dan gangway (garbarata) di Bandara, dan sejumlah anak perusahaan di
bidang perumahan (real estate); transportasi, agrobisnis dan agroindustri.
Atas prestasinya di dunia
usaha, Jusuf Kalla dipilih oleh dunia usaha menjadi Ketua Kamar Dagang dan
Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan (1985-1997), Ketua Dewan
Pertimbangan KADIN Indonesia (1997-2002), Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI), Sulawesi Selatan (1985-1995), Wakil Ketua ISEI Pusat
(1987-2000), dan Penasihat ISEI Pusat (2000-sekarang).
Tahun 1968, Jusuf Kalla
menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla
berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang
perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate,
transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.
Jusuf Kalla menjabat sebagai
menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI yang ke-4), tetapi
diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN. Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati
Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri
sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon
presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan kemenangan yang
diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6, secara
otomatis Jusuf Kalla juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI
yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi
Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh
rakyat.
Ia menjabat sebagai ketua
umum Golongan Karya menggantikan Akbar Tanjung sejak Desember 2004 hingga 9
Oktober 2009. Pada 10 Januari 2007, ia melantik 185 pengurus Badan Penelitian
dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golongan Karya di
Slipi, Jakarta Barat, yang mayoritas anggotanya adalah cendekiawan, pejabat
publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik yang
kebanyakan bergelar master, doktor, dan profesor.
Melalui Munas Palang Merah
Indonesia XIX, Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum Palang Merah Indonesia
periode 2009-2014 dan terpilih untuk kedua kalinya pada Munas XX untuk periode
2014-2019. Selain itu ia juga terpilih sebagai ketua umum Pengurus Pusat Dewan
Masjid Indonesia periode 2012-2017 dalam Muktamar VI DMI di Jakarta.
Jusuf Kalla digandeng calon
presiden Joko Widodo dalam ajang Pemilihan Presiden 2014. Pasangan ini kemudian
dalam pengundian mendapat nomor urut dua dan mempunyai tagline populer,
"Salam Dua Jari". Oleh Komisi Pemilihan Umum, tanggal 22 Juli 2014
atau enam hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1435 H, Jokowi-JK memenangkan
pilpres namun ditolak oleh kubu Prabowo-Hatta yang kemudian menggugat ke
Mahkamah Konstitusi.
Agama